Tuesday, 18 October 2011

Antisipasi kemacetan diibukota

Untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas selama pembangunan konstruksi jalan layang non tol Pangerang Antasari-Blok M dan Kampungmelayu-Tanahabang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah membuat manajemen lalu lintas atau traffic management. Dengan begitu, kekhawatiran akan terjadinya kekacauan lalu lintas, termasuk terkuncinya arus kendaraan tidak perlu ditakutkan.

Dalam manajemen lalu lintas ini, salah satu yang dilakukan adalah pengalihan jalan dengan memanfaatkan jalan-jalan alternatif yang ada. Kemudian mengerahkan petugas gabungan, dari Dinas perhubungan dan Satpol PP untuk membantu aparat kepolisian dalam mengatur lalu lintas. “Tidak usah khawatir proyek ini akan mengganggu lalu lintas kendaraan. Kalau pun ada gangguan masih dalam kondisi wajar,” kata Ery Basworo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Kamis (27/1).

Kepala Bidang Jembatan Dinas PU DKI, Novizal juga menegaskan pengerjaan konstruksi di kedua jalan layang non tol tidak akan memperhatikan situasi di lapangan. Alat berat yang digunakan untuk pengerjaan konstruksi tidak akan memakai badan jalan . Bukan hanya itu, pengerjaan konstruksi selalu dimulai  pukul 22.00 hingga 05.00 dinihari sehingga meminimalisir gangguan.

“Kami juga telah mengeluarkan brosur yang menginformasikan adanya jalan alternatif yang bisa ditempuh oleh kendaraan bermotor. Puluhan papan informasi sudah kami pasang di titik-titik rawan kemacetan,” ujar Novizal.

Seperti di kawasan pembangunan jalan layang non tol Kampungmelayu-Tanahabang, Dinas PU telah menetapkan lima jalur lalu lintas altenatif. Yaitu, Jalan Gatot Subroto, Jalan Karet Pedurenan, Jalan Bendungan Hilir, Jalan Dukuh Atas, Jalan HR Rasuna Sahid dan Jalan Saharjo. Kelima jalur ini bisa ditempuh untuk menuju Kampungmelayu ke Tanahabang dan sebaliknya.

Selain itu, pihaknya telah membuat papan pengumuman dengan ukuran 120 x 160 sentimeter yang menginformasikan agar warga menghindari ruas jalan Casablanca, Prof Dr Satrio dan KH Mas Mansyur karena ada pekerjaan pembangunan jalan layang non tol Kampungmelayu-Tanahabang. Papan pengumuman berwarna biru tersebut diletakkan di 19 titik.

Kemudian juga meletakkan papan pengumuman berwarna kuning di enam titik, yang menyatakan agar pengendara berhati-hati karena 500 meter lagi mendekat proyek pembangunan jalan layang non tol Kampungmelayu-Tanahabang.

“Kita sudah informasikan ke pengguna jalan untuk menghindari ruas jalan Casablanca ke Satrio dan KH Mas Mansyur. Karena ada pekerjaan pembangunan jalan layang non tol Kampungmelayu-Tanahabang,” jelasnya.

Dia memperkirakan gangguan lalin karena pekerjaan jalan layang ini akan berlangsung selama 9 bulan atau hingga Agustus 2011. “Tapi gangguan lalinnya bukan menyebabkan kemacetan, melainkan karena ada alat-alat berat yang akan ditaruh di median jalan. Lalin tetap berjalan seperti biasanya. Lagi pula daerah tersebut memang daerah rawan kemacetan. Jadi sebelum ada proyek ini pun, macet sudah sering terjadi di sana,” tuturnya.

Ia menerangkan, pekerjaan bored pile dilakukan mulai pukul 22.00 hingga 05.00. Sehingga akan menyita satu jalur, dan jalur lainnya akan digunakan untuk dua arah kendaraan. Kemudian mulai pukul 05.00 hingga 22.00, jalur akan dikembalikan seperti semula yaitu dua jalur untuk dua arah lalin.

Untuk jalur alternatif, Dinas PU telah menyediakan untuk jalur Prapanca-Blok M bisa melewati Taman Brawijaya-Jalan Brawijaya-Kantor Walikota Jakarta Selatan. Juga bisa menempuh Jalan Prapanca I, Brawijaya IV, Darmawangsa VIII, Brawijaya Raya dan Kantor Walikota Jakarta Selatan. “Akan ada petugas yang mengarahkan kendaraan tersebut dan rambu-rambunya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasatpol PP Jakarta Selatan, Sulistiarto, mengungkapkan, dalam upaya mengatasi kemacetan yang timbul akibat pembangunan jalan layang non tol ini pihaknya menerjunkan 100 anggota Satpol PP untuk membantu petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada titik rawan kemacetan. "Satpol PP Jakarta Selatan juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas," terangnya.

Selain itu, pos terpadu akan didirikan di sejumlah lokasi. Untuk jalan layang non tol Antasari-Blok M akan didirikan lima pos terpadu, salah satunya berada di depan Kantor Walikota Jakarta Selatan, Jalan Prapanca Raya, Kebayoranbaru. Sedangkan empat pos terpadu lainnya didirikan di sepanjang Jalan Antasari. Sementara untuk JLNT Tanahabang-Kampungmelayu, akan didirikan satu pos terpadu. "Dalam waktu dekat ini pos terpadu akan didirikan. Kita sedang koordinasikan," tambahnya.

Pakar transportasi yang juga mantan Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Eddi Toet Hendratno, kemacetan memang sering terjadi di kawasan itu, terutama di saat berangkat dan pulang kerja. “Kemacetan memang sering terjadi di sana. Bukan saat pengerjaan jalan saja,” kata Eddi.

Eddi mengimbau, daripada menyalahkan pembangunan jalan layang non tol, sebaiknya warga Jakarta lebih mengoptimalkan penggunaan transportasi publik. Sehingga kendaraan pribadi tidak menumpuk di jalan-jalan sepanjang pembangunan konstruksi dua jalan layang non tol tersebut. “Mari kita gunakan transportasi umum, supaya jalan di ibu kota tidak macet dengan kendaraan pribadi. Jumlah kendaraan pribadi di Jakarta sudah terlalu banyak,” sarannya.

Namun, ia juga meminta Pemprov DKI bersama Organda meningkatkan kenyamanan dan kondisi fisik transportasi publik. “Dengan nyamannya angkutan umum, maka pemilik kendaraan pribadi baik roda dua dan empat akan memilih naik angkutan umum,” ujarnya.

Sedangkan pakar perkotaan Universitas Tarumanegara, Suryono Herlambang, mengatakan jumlah kendaraan saat ini sudah terlampau banyak sehingga tidak sesuai dengan lebar jalan di ibu kota. Ditegaskannya, penyebab kemacetan, seperti di kawasan Casablanca, juga diakibatkan adanya pembangunan proyek pusat perbelanjaan.

“Dan kemacetan di sana juga karena adanya mall di sana. Harusnya ada jembatan penyeberangan orang (JPO) agar masyarakat yang menyeberang lebih tertib dan tidak mengganggu lalu lintas. Jadi, pengerjaan jalan layang tidak dapat seutuhnya dijadikan penyebab kemacetan yang terjadi belakangan,” ungkapnya. 

Sumber : http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=43181&idwil=0

No comments:

Post a Comment