ADA ancaman lingkungan pada penyelenggaraan SEA Games XXVI pada November 2011 mendatang, yakni bila musim penghujan akan terjadi bencana banjir, sementara bila musim kemarau masih berlangsung akan terjadi bencana kabut asap.
“Ada atau tidak adanya penyelenggaraan SEA Games XXVI, itu merupakan kondisi alam di Palembang, khususnya di Jakabaring, setiap tahunnya. Itu dua bencana tahunan di Palembang,” kata Direktur Walhi Sumsel Anwar Sadat, melalui telepon, Rabu (07/09/2011).
Menurut Sadat, antisipasi dua ancaman tersebut, bukan hanya dilakukan sesaat atau terisolas di Jakabaring saja. “Kalau bencana kabut asap, tentu saja terkait dengan soal pembakaran hutan yang ada di Sumatera Selatan. Pemerintah Sumatera Selatan harus mencegah kebakaran hutan, baik yang dilakukan masyarakat maupun industri perkebunan,” kata Sadat.
Sementara ancaman bencana banjir, kata Sadat, merupakan pengelolaan tata ruang kota di Palembang. “Bukan hanya soal saluran air, seperti sungai, kanal, dan parit, tapi juga terkait dengan penimbunan kawasan resapan air atau rawa-rawa. Lah, saat membangun venues SEA Games XXVI di Jakabaring bukankah banyak daerah rawa-rawa yang turut ditimbun,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, mengirim surat kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait kabut asap yang berasal dari kebakaran lahan gambut di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan. Untuk mengatasi gangguan asap tersebut, Alex Noerdin mengusulkan adanya hujan buatan.
"Kita minta BNPB untuk melakukan hujan buatan karena untuk menjaga agar udara Sumsel bersih pada saat pelaksanaan SEA Games," kata Alex Noerdin kepada pers di Palembang, Rabu (07/09/2011).
Kendati keberadaan asap belum menganggu arus lalu lintas penerbangan, pelayaran, dan transportasi darat, tapi. keberadaan asap saat ini telah menganggu aktifitas masyarakat, seperti pernapasan dan mata pedih.
Sumber : http://www.beritamusi.com/berita/2011-09/penyelenggaraan-sea-games-xxvi-terancam-banjir-atau-kabut-asap/
“Ada atau tidak adanya penyelenggaraan SEA Games XXVI, itu merupakan kondisi alam di Palembang, khususnya di Jakabaring, setiap tahunnya. Itu dua bencana tahunan di Palembang,” kata Direktur Walhi Sumsel Anwar Sadat, melalui telepon, Rabu (07/09/2011).
Menurut Sadat, antisipasi dua ancaman tersebut, bukan hanya dilakukan sesaat atau terisolas di Jakabaring saja. “Kalau bencana kabut asap, tentu saja terkait dengan soal pembakaran hutan yang ada di Sumatera Selatan. Pemerintah Sumatera Selatan harus mencegah kebakaran hutan, baik yang dilakukan masyarakat maupun industri perkebunan,” kata Sadat.
Sementara ancaman bencana banjir, kata Sadat, merupakan pengelolaan tata ruang kota di Palembang. “Bukan hanya soal saluran air, seperti sungai, kanal, dan parit, tapi juga terkait dengan penimbunan kawasan resapan air atau rawa-rawa. Lah, saat membangun venues SEA Games XXVI di Jakabaring bukankah banyak daerah rawa-rawa yang turut ditimbun,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, mengirim surat kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait kabut asap yang berasal dari kebakaran lahan gambut di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan. Untuk mengatasi gangguan asap tersebut, Alex Noerdin mengusulkan adanya hujan buatan.
"Kita minta BNPB untuk melakukan hujan buatan karena untuk menjaga agar udara Sumsel bersih pada saat pelaksanaan SEA Games," kata Alex Noerdin kepada pers di Palembang, Rabu (07/09/2011).
Kendati keberadaan asap belum menganggu arus lalu lintas penerbangan, pelayaran, dan transportasi darat, tapi. keberadaan asap saat ini telah menganggu aktifitas masyarakat, seperti pernapasan dan mata pedih.
Sumber : http://www.beritamusi.com/berita/2011-09/penyelenggaraan-sea-games-xxvi-terancam-banjir-atau-kabut-asap/
No comments:
Post a Comment