Monday, 19 December 2011

The Host

Judul Asli : THE HOST
Copyright © 2008 by Stephenie Meyer
Cover design : Julianna Lee
Cover photographs : © Claire Artman / Zefa / Corbis
Cover art copyright : © Hachette Book Group
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Ingrid Dwijani Nimpoeno
Editor : Rosi L. Simamora
Cetakan ke-01 : Juli 2009 , 776 hlm


Sinopsis :

Alkisah bumi sedang dalam perang,
manusia vs alien – atau makhluk asing yang dikenal sebagai ‘jiwa’ …

Adapun ‘jiwa-jiwa’ tersebut telah
berkelana dari planet ke planet dengan tujuan mempelajari kehidupan di planet
tersebut dan jika memungkinkan maka mereka akan menetap beberapa periode ditempat tersebut.

Dikarenakan ‘jiwa-jiwa’ tidak
memiliki wujud berupa tubuh secara fisik yang mampu hidup atau beradaptasi
langsung dengan lingkungan planet yang ditempati, maka ‘jiwa-jiwa’ membutuhkan
tubuh-inang makhluk hidup lain.

Dan di Bumi – planet kesekian
yang mereka datangi, manusia adalah makhluk hidup yang dianggap paling memiliki
potensi untuk digunakan, maka mereka ‘memasuki’ tubuh manusia dan menggunakan
sebagai tubuh-inang. Tentu saja tubuh manusia yang digunakan akan dikuasai oleh
‘jiwa’ yang menempatinya dan akan bertindak serta berpikir sebagaimana ‘jiwa’
tersebut harus melaksanakan kewajiban semasa di menetap di Bumi.

Kebanyakan dari manusia-manusia
yang digunakan sebagai inang, dianggap telah ‘tewas’ oleh kerabat serta
kenalannya sesama manusia, karena ‘entitas’ maupun jati-diri serta pikiran sang
manusia bisa dikatakan dikuasai oleh ‘jiwa’ dan perlahan akan menghilang
dikalahkan oleh kekuatan pikiran ‘jiwa’ yang menghuninya.

Sebagian dari manusia-manusia
tersebut menyerah, namun sebagian melakukan perlawanan, lari dari kejaran para
aliens, bersembunyi dan berusaha bertahan hidup dalam lingkungan yang keras dan
berat. Salah satu diantara mereka adalah Melanie Stryder dan adiknya Jamie
Stryder. Mereka menjadi pelarian setelah ayah mereka tertangkap dan dikuasai
oleh sang ‘jiwa’ …dan suatu hari di tengah pelarian, bertemulah dengan Jared,
manusia lain yang juga dalam pelarian, dan bersama-sama mereka mencari jalan
guna menemukan kerabat Melanie yang masih tersisa, hingga akhirnya Melanie
tertangkap !!

Tubuh Melanie yang mengalami
kerusakan berat akibat perlawanannya saat hendak ditangkap oleh Pencari, mampu
dipulihkan oleh Penyembuh, hingga tiba waktunya untuk memasukkan ‘jiwa’ yang
terpilih guna menyelidiki pikiran serta keberadaan manusia lain lewat benak
Melanie. Sang ‘jiwa terpilih’ dikenal sebagai Wanderer ( Sang Pengelana )
karena ia telah mengalami perpindahan serta menjalani delapan kehidupan yang
berbeda di planet yang beragam, jauh lebih banyak dari ‘jiwa-jiwa’ lain.  

Kisah semakin berkembang saat
Wanderer mendapati bahwa Melanie tidak menyerahkan tubuh serta pikirannya
dengan mudah, perlawanan yang dilakukan menyebabkan Wanderer tak mampu
mengakses setiap pikiran serta masa lalu Melanie tanpa seijinnya. Seiring
dengan waktu, Wanderer mendapati dirinya mampu merasakan emosi tertentu yang
dipicu dari kenangan Melanie yang mampu lolos dari pertahanan serta
persembunyian benak Melanie, dan salah satunya adalah kenangan Melanie atas
Jared – pria yang menempati tempat khusus di hati Melanie. Yang cukup
membingungkan pikiran serta perasaan Wanderer adalah ia juga merasakan siksaan
hati akan kerinduan kenangan dan bayangan Jared. Dan kondisi tersebut tidak
dipermudah dengan adanya tekanan dari Pencari yang mencurigai keadaan Wanderer
karena tak mampu memberikan laporan secepatnya atas penyelidikan benak Melanie.

Wanderer merasa dirinya tak akan
mampu bertahan lebih lama, maka ia memutuskan keluar dari lingkungan semula dan
berangkat menuju kota
lain dengan alasan mencari Penyembuh Fords yang pertama kali membantu dirinya.
Namun di tengah-tengah perjalanan, Wanderer dan Melani justru mendapati bahwa
mereka digerakan menuju suatu tempat tertentu – tempat di mana baik pikiran dan
hati mereka yang gelisah senantiasa mengusik, guna menemukan Jared dan Jamie
yang diketahui sebelum mereka berpisah yaitu menuju tempat persembunyian
kerabat Melanie, Uncle Jeb.

Akhirnya Wanderer / Melanie
melarikan diri dari rencana semula, lari dari sang Pencari yang merongrong dan
menimbulkan kegelisahan pada diri mereka, dan berdua mereka menempuh medan yang
sulit dan berat guna memecahkan teka-teki dari peta yang tertanam dalam ingatan
di benak Melanie…hingga akhirnya dalam kondisi payah dan hampir sekarat di
padang gurun, tubuh Melanie / Wanderer ditemukan dan diselamatkan oleh Uncle
Jeb.

Saat Melanie / Wandere siuman,
mereka mendapati berada di tempat persembunyian sekelompok manusia yang dibuat
oleh Uncle Jeb … dan diantara manusia-manusia tersebut terdapat Jared dan
Jamie.

Kelegaan dan kerinduan Melanie
berbalut dengan kewaspadaan Wanderer serta sakit hati akibat permusuhan oleh
kaum manusia mewarnai perjumpaan mereka dengan Jared, Jamie serta
kerabat-kerabat Melanie lainnya. Perjuangan baru dimulai karena kaum manusia
membenci sosok Melanie yang telah dimasuki aliens ( paling tidak demikian
pikiran kaum manusia ) dan mereka semula sepakat untuk memusnahkan aliens
tersebut … namun Uncle Jeb yang menghalangi dan melindungi sosok Wanderer /
Melanie, dan berkat campur tangan Uncle Jeb maka untuk sementara Wanderer /
Melanie diperbolehkan tinggal hingga diambil keputusan atas kelangsungan
nasibnya.

Dan dimulailah pengalaman serta
petualangan Wanderer dan Melanie, dimana mereka mulai memahami serta membina
hubungan yang lebih erat di antara keduanya, meski konflik serta kepentingan
akan hubungan dengan manusia lain sering kali muncul. Mampukah mereka berdua bertahan
sekian lama sedangkan kepentingan masing-masing justru membawa mereka harus
terpisah, karena hanya satu yang dapat bertahan dan yang satu harus
mengalah…meninggalkan dunia. 

Pembenahan Sistem Transportasi Umum

Macet di Jakarta makin sulit diatasi. Pembenahan sistem transportasi hingga aturan Electronic Road Pricing (ERP) tak akan ampuh mengatasi macet. Karena tiap tahun jumlah kendaraan pribadi di Jakarta tumbuh 11%.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis dalam Seminar Nasional Bappenas di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (22/11/2011).

"Apabila program MP3EI tetap menjadikan kawasan Jabodetabek sebagai kawasan metropolitan maka pembenahan moda transportasi umum atau pengenaan sistem ERP tidak akan efektif," ujar Harry.

Menurut Harry, pembenahan moda transportasi umum atau pengenaan sistim Electronic Road Pricing (ERP) tidak akan efektif mengatasi macet di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (Jabodetabek).

Ketidakefektifan tersebut karena banyaknya masyarakat yang mampu membayar jika sistem ERP diterapkan. Jadi sistem ERP tersebut menjadi tidak ampuh.

"Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi dengan rasio 98 persen didominasi oleh kendaraan pribadi dengan pertumbuhan 11 persen per tahun," ujarnya.

Oleh karena itu, Harry mendorong adanya peningkatan fasilitas infrastruktur di wilayah Jawa dengan pedoman RUU Pengadaan Tanah harus dipertimbangkan lebih lanjut. Sehingga pelebaran jalan dan infrastruktur bisa lebih memadai.


Sumber : http://oto.detik.com/read/2011/11/22/124736/1772812/1207/kendaraan-pribadi-naik-11-macet-jakarta-makin-sulit-diatasi

Etika Berpakaian DIkampus

Gaya berpakaian fashion saat ini merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang penampilan. Alhasil, setiap orang ingin tampil mengenakan pakaian yang sedang menjadi tren, tak terkecuali di kalangan mahasiswa.

Mahasiswa saat ini seakan berlomba-lomba untuk tampil modis dengan menggunakan berbagai jenis pakaian yang saat ini sedang in. Adanya pengaruh fashion dari luar negeri dengan berbagai mode saat ini seakan sudah tidak dapat lagi di bendung. Akibatnya, mahasiswa seakan menjadikan kampus bukan lagi sebagai tempat untuk belajar, namun menjadikan kampus sebagai tempat untuk tampil layaknya model di catwalk.

Tak hanya pengaruh fashion dari luar negeri, adanya pengaruh  gaya berpakaian artis juga membuat mahasiswa atau generasi muda ikut-ikutan. Sebenarnya, apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa agar tidak ketinggalan mode, tapi tidak membuat mahasiswa dan generasi muda menjadi korban mode? dan seperti apakah seharusnya mahasiswa berpakaian di kampus?

“Masalah berbusana, kita seharusnya menyadari bahwa kita ini adalah orang timur. Apalagi, di kalangan mahasiswa, seharusnya intelektual bisa mencocokkan dengan profesi akademisinya. Intinya jangan lupa dengan ajineng selira gumantong ana ing busana yaitu seseorang itu menghargai orang lain itu dari pakaian atau penampilanya,” ungkap Wakil Rektor IV Universitas Setia Budi (USB) Surakarta, Darmatuti.

Darmatuti menambahkan, berdasarkan pengamatannya, khususnya untuk kalangan mahasiswi, saat ini terdapat dua golongan penganut fashion, yaitu mahasiswa yang memakai jilbab tetapi ketat dan mahasiswa yang biasa yang tidak memakai jilbab dan berpakaian ketat.
“Memang, semua itu merupakan tren mode yang saat ini masih booming. namun, tidak seharusnya hanya ditelan mentah-mentah. Sebenarnya, gaya berpakaian  mahasiswa tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari dan pengaruh pendidikan dari orangtua di rumah. Untuk itu, perlu adanya kontrol juga dari orangtua,” tuturnya.

Pakaian Ideal
Terpisah, mahasiswi Fakultas Bahasa Inggris, Universitas Slamet Ryadi (Unisri) Surakarta, Ami mengungkapkan, saat ini memang mode pakaian terus berkembang. Namun demikian, menurutnya mahasiswa harus mengerti benar mana mode yang layak di kampus dan mana mode yang tidak layak digunakan saat ke kampus.
“Berpakaian yang ideal itu seharusnya sopan dan nyaman dipakai, bisa menempatkan posisi dirinya itu di mana. Kalau ada di kampus Ya yang penting rapi dan menyesuaikan dengan peraturan yang ada. Amannya, ya yang sopan dan wajar saja. Yang pasti, cara berpakaian itu mencerminkan kepribadian seseorang,” ujar
 Sementara itu, mahasiswi Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rustika Sari, menyatakan, mengikuti mode yang sedang berkembang merupakan hal yang wajar. Namun demikian, mahasiswa harus bisa memilih mode pakaian yang tepat untuk kuliah di kampus.
“Harus ada batasan-batasannya. Kalau di kampus ya pakai pakaian yang normal dan wajar saja. Maksudnya, pakaian-pakaian yang tidak terlalu ketat atau minim,” katanya. (nia/asep)

Sumber : http://harianjoglosemar.com/berita/kampus-bukan-catwalk-9712.html

Royal Wedding Keraton Yogyakarta



Royal Wedding, Istilah ini semakin populer di kalangan masyarakat setelah Kerajaan Inggris tanggal 29 April 2011 mengadakan upacara pernikahan untuk pangeran William dan Kate. Di Indonesia juga akan digelar upacara sakral serupa yaitu di Keraton Yogyakarta.

Putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono Gusti Raden Ajeng Nur Astuti Wijareni atau Gusti Kanjeng Ratu Bendara akan menikah dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo Yudhanegara pada 16-18 Oktober 2011. Mereka akan melakukan prosesi Royal Wedding ini di Yogyakarta. Ada sekitar empat ribu undangan yang disebar, pernikahan ini juga diliput sejumlah kantor berita asing.


Royal Wedding Putri Bungsu Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta pada 16-19 Oktober mendatang. Tak hanya wisatawan dari kawasan Eropa, Amerika, dan Australia, turis Jepang juga akan berdatangan untuk menyaksikan pesta akbar Keraton Yogyakarta itu. Sekitar 90 persen okupansi hotel berbintang di Kota Yogyakarta sudah dipesan oleh para tamu undangan dan para wisatawan yang ingin menyaksikan gelaran akbar bertajuk Royal Wedding” Keraton Yogyakarta tersebut.

Untuk design undangannya berukuran 18 x 30 sentimeter, dibuat dari kertas berbahan keras (hard cover). Di bagian sampul, terdapat logo Keraton Yogyakarta dan di bagian atas dihiasi tulisan timbul (emboss) berwarna emas. Undangan “royal wedding” ala Yogyakarta itu memiliki desain yang disesuaikan tamu yang diundang.

Sementara itu pada saat Royal Wedding yang dilangsungkan Selasa (18/10/2011) sore, ruas jalan sepanjang Alun-Alun Utara Yogyakarta hingga Malioboro akan ditutup dari pukul 15.30 hingga 19.00 WIB, untuk keperluan acara kirab dari Keben menuju Kepatihan.

Untuk gaun yang akan dipakai yaitu pakaian pakem beludru dan bordiran, pakaian pakem dan kebaya-kebaya tidak yang modern karena temanya Sultan HB X, jadi mengembalikan konsep itu pada yang sudah ada pakemnya.

Beberapa di antara baju tersebut, adalah dodok atau basahan yang akan digunakan pada rangkaian upacara panggih di keraton pada Selasa pagi. Kemudian setelan baju pengantin warna merah maron yang akan digunakan saat pengantin dikirab dari keraton ke kepatihan pada sore harinya. Selain itu juga ada Jangan Menir kebaya panjang warna hitam blenggen burdiran untuk Jeng Reni dan busana Sikepan bludiran warna hitam untuk Ubai yang akan dikenakan untuk resepsi pada malam hari di bangsal kepatihan.

Image : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm6EArM1IAX5lD1etgsKsWQL390Xluhss_YDd9SHpMEj2ziOLbkSbV3sQ_BcY729mYU5Flc-xV65uo-RsxWi8IGY4dEWLNNqnH9XH0DdYZkwHFAsQnikOTTlafI90hi7fpfNlseuENt_cU/s1600/Calon-Mempelai-Kraton-Yogyakarta+2011.jpg

Sumber :  http://www.rumahwanita.com/royal-wedding-keraton-yogyakarta-konsep-traditional-go-international.htm