Monday, 19 December 2011
Royal Wedding Keraton Yogyakarta
Royal Wedding, Istilah ini semakin populer di kalangan masyarakat setelah Kerajaan Inggris tanggal 29 April 2011 mengadakan upacara pernikahan untuk pangeran William dan Kate. Di Indonesia juga akan digelar upacara sakral serupa yaitu di Keraton Yogyakarta.
Putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono Gusti Raden Ajeng Nur Astuti Wijareni atau Gusti Kanjeng Ratu Bendara akan menikah dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo Yudhanegara pada 16-18 Oktober 2011. Mereka akan melakukan prosesi Royal Wedding ini di Yogyakarta. Ada sekitar empat ribu undangan yang disebar, pernikahan ini juga diliput sejumlah kantor berita asing.
Royal Wedding Putri Bungsu Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta pada 16-19 Oktober mendatang. Tak hanya wisatawan dari kawasan Eropa, Amerika, dan Australia, turis Jepang juga akan berdatangan untuk menyaksikan pesta akbar Keraton Yogyakarta itu. Sekitar 90 persen okupansi hotel berbintang di Kota Yogyakarta sudah dipesan oleh para tamu undangan dan para wisatawan yang ingin menyaksikan gelaran akbar bertajuk “Royal Wedding” Keraton Yogyakarta tersebut.
Untuk design undangannya berukuran 18 x 30 sentimeter, dibuat dari kertas berbahan keras (hard cover). Di bagian sampul, terdapat logo Keraton Yogyakarta dan di bagian atas dihiasi tulisan timbul (emboss) berwarna emas. Undangan “royal wedding” ala Yogyakarta itu memiliki desain yang disesuaikan tamu yang diundang.
Sementara itu pada saat Royal Wedding yang dilangsungkan Selasa (18/10/2011) sore, ruas jalan sepanjang Alun-Alun Utara Yogyakarta hingga Malioboro akan ditutup dari pukul 15.30 hingga 19.00 WIB, untuk keperluan acara kirab dari Keben menuju Kepatihan.
Untuk gaun yang akan dipakai yaitu pakaian pakem beludru dan bordiran, pakaian pakem dan kebaya-kebaya tidak yang modern karena temanya Sultan HB X, jadi mengembalikan konsep itu pada yang sudah ada pakemnya.
Beberapa di antara baju tersebut, adalah dodok atau basahan yang akan digunakan pada rangkaian upacara panggih di keraton pada Selasa pagi. Kemudian setelan baju pengantin warna merah maron yang akan digunakan saat pengantin dikirab dari keraton ke kepatihan pada sore harinya. Selain itu juga ada Jangan Menir kebaya panjang warna hitam blenggen burdiran untuk Jeng Reni dan busana Sikepan bludiran warna hitam untuk Ubai yang akan dikenakan untuk resepsi pada malam hari di bangsal kepatihan.
Image : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm6EArM1IAX5lD1etgsKsWQL390Xluhss_YDd9SHpMEj2ziOLbkSbV3sQ_BcY729mYU5Flc-xV65uo-RsxWi8IGY4dEWLNNqnH9XH0DdYZkwHFAsQnikOTTlafI90hi7fpfNlseuENt_cU/s1600/Calon-Mempelai-Kraton-Yogyakarta+2011.jpg
Sumber : http://www.rumahwanita.com/royal-wedding-keraton-yogyakarta-konsep-traditional-go-international.htm
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment